Ilmuwan mengungkap
“manuskrip Albert Einstein” yang tidak pernah disadari keberadaannya. Manuskrip itu mengungkap
teori Einstein yang yang tak pernah dipublikasikan sebelumnya!
Manuskrip yang ditulis pada tahun 1931 itu mengungkap gagasan Einstein tentang awal mula alam semesta.
Einstein berpandangan bahwa alam semesta tak serta-merta tercipta lewat satu peristiwa Dentuman Besar atau
“Big-Bang”.
Gagasan Einstein itu sama dengan gagasan astronom Inggris, Fred Hoyle, yang kini tumbang.
Fred Hoyle, lahir pada tanggal 24 Juni 1915 – meninggal 20 Agustus
2001 pada umur 86 tahun, adalah seorang astronom Inggris terkenal,
terutama untuk kontribusinya pada teori nukleosintesis bintang dan
pendapat kontroversialnya mengenai hal-hal kosmologi dan ilmiah lainnya
secara khusus terutama penolakannya terhadap teori
“Big Bang”,
sebuah istilah yang awalnya diciptakannya sebagai gurauan, yang mungkin
sedikit meremehkan, atas suatu teori yang merupakan saingan utama dari
teori miliknya sendiri.
Selain pekerjaannya sebagai seorang astronom, Hoyle adalah seorang
penulis fiksi ilmiah, termasuk sejumlah buku yang ditulisnya bersama
putranya Geoffrey Hoyle.
Hoyle menghabiskan sebagian besar hidup bekerja di Institut Astronomi
di Universitas Cambridge, dan menjabat sebagai direkturnya selama
beberapa tahun. Ia meninggal di Bournemouth, Inggris, setelah mengalami
serangkaian stroke.
Menurut Hoyle, semesta berkembang. Semesta berada dalam keadaan
steady state, memiliki kemampatan yang sama meskipun terus mengambang.
Hal itu mungkin terjadi karena materi atau partikel baru
terus-menerus tercipta. Hoyle mengutarakan, partikel-partikel kemudian
akan bergabung membentuk bintang, galaksi, dan lainnya sehingga
menyisakan ruang.
Hal tersebut terjadi pada kecepatan yang pas sehingga bisa mengambil ruang yang ada seiring alam semesta mengembang.
Fakta bahwa Einstein memiliki gagasan yang sama, kata Cormac
O’Raifeartaigh, fisikawan dari Waterford Institute of Technology di
Irlandia yang menemukan manuskrip itu, menunjukkan bahwa gagasan semesta
yang steady state telah muncul sejak sebelum Hoyle.
Tak seperti saat ini, teori Dentuman Besar pada masa lalu masih
diperdebatkan. Teori Dentuman Besar sendiri mulai berkembang dari hasil
observasi Edwin Hubble yang menemukan bahwa galaksi terus bergerak
menjauh yang bisa jadi indikasi bahwa semesta dulu lebih mampat.
Manuskrip Einstein itu
sebenarnya telah tersimpan lama di Albert Einstein Archives di Yerusalem
dan bisa diakses secara bebas di situs web organisasi itu. Namun, manuskrip itu awalnya dikira bagian dari manuskrip lain.
Albert Einstein
O’Raifeartaigh yang menemukan manuskrip itu mengaku sangat kaget.
Dikutip dari Nature, Senin (24/2/2014), ia mengaku bahwa ia “hampir
jatuh dari kursi ketika menyadari isi manuskrip tersebut”.
O’Raifeartaigh dan rekannya kemudian mengirim temuannya sekaligus
terjemahannya dalam bahasa Inggris (dari naskah asli yang semula
berbahasa Jerman) ke server publikasi ilmiah arXiv.
Saat ini,
naskah temuan sudah masuk ke jurnal European Physical Journal.
Kosmolog James Peebles dari Princeton University di New Jersey mengungkapkan, manuskrip itu mungkin
“naskah
kasar yang dimulai dari kegembiraan karena memiliki ide lalu segera
ditinggalkan karena penulisnya akhirnya menyadari bahwa ia telah
membodohi dirinya sendiri.”
Namun, fakta bahwa Einstein masih berkutat dengan idenya membuktikan
bahwa ia saat itu masih resistan dengan gagasan tentang ‘Dentuman
Besar’.
Einstein menganggap, teori itu “keji”, walaupun ilmuwan lain
menunjukkan bahwa itu konsekuensi umum dari teori releativitas umum yang
dikembangkannya sendiri.
Helge Kragh, sejarawan ilmu pengetahuan dari Aarhus University,
mengatakan, “Apa yang yang ditunjukkan oleh manuskrip itu adalah,
walaupun pada akhirnya menerima Dentuman Besar, Einstein tak begitu
senang dengan fakta bahwa semesta berubah.”